Saturday, December 8, 2007

Sukuk dan Obligasi Konvensional Sama-sama Diminati

Republika: Rabu, 05 Desember 2007

Menjadi negara berpenduduk mayoritas Muslim tak menjamin sektor ekonomi yang tumbuh hanya sektor keuangan syariah. Fakta ini terlihat di berbagai negara Timur Tengah yang berpenduduk mayoritas Muslim.

Berdasarkan data hasil pengkajian firma hukum internasional, Trowers & Hamlins, di wilayah tersebut, nilai obligasi konvensional hingga Juni lalu tercatat meningkat dua kali lipat menjadi 11,1 miliar dolar AS dibandingkan tahun lalu 5,1 miliar dolar AS. Sedangkan, dalam tiga tahun terakhir, penerbitan obligasi konvensional di Timur Tengah telah meningkat signifikan dari hanya 964 juta dolar AS. Fakta tersebut menunjukkan tidak hanya sukuk yang tumbuh pesat di Timur Tengah, tapi juga obligasi konvensional.

Menurut Adrian Creed dari Trowers & Hamlins sebagaimana dilansir situs berita www.ameinfo.com, Selasa, (12/4), salah satu pemicu meningkatnya pertumbuhan obligasi konvensional di Timur Tengah karena dilatarbelakangi pertumbuhan sukuk di wilayah tersebut. Hingga akhir Juni lalu, sukuk yang diterbitkan di Timur Tengah meningkat dua kali lipat lebih menjadi 14,5 miliar dolar AS dari penerbitan periode serupa tahun lalu, 5,1 miliar dolar AS.

Hingga akhir tahun lalu, penggunaan sukuk sebagai instrumen penjaring dana investasi bagi berbagai perusahaan di Timur Tengah mengkomposisi sekitar 57 persen penerbitan obligasi. Meski demikian, hingga Juni lalu, sukuk masih mendominasi penerbitan pasar obligasi di Timur Tengah.

Adrian menyebutkan, cukup banyaknya obligasi konvensional yang diterbitkan di Timur Tengah menunjukkan bahwa investor Timur Tengah cukup rasional dalam menginvestasikan dana mereka. Bagi mereka, salah satu hal penting yang menjadi pertimbangan dalam menempatkan dana adalah tingkat kompetitif dari return yang dimiliki suatu instrumen investasi. Sehingga mendorong perusahaan di Timur Tengah tidak hanya menggunakan sukuk untuk menjaring dana investasi, tapi juga obligasi konvensional. `'Perusahaan Teluk tidak hanya berkomitmen pada sukuk. Mereka akan menggunakan obligasi konvensional atau melakukan right issue bila dipandang sesuai dan menguntungkan. Contohnya, penjaringan dana investasi baru-baru ini oleh DP World dengan menerbitkan sukuk senilai 1,5 miliar dolar AS bertenor 10 tahun dan obligasi konvensional 1,75 miliar dolar AS bertenor 30 tahun,'' katanya.

Mengenai sukuk, Adrian memprediksi, sukuk di Timur Tengah akan terus berkembang pesat dalam beberapa tahun mendatang. Hal tersebut dipicu oleh tingginya harga minyak dunia. Hal tersebut karena tingginya harga minyak mendorong wilah Timur Tengah mengalami kelebihan dana investasi. Kondisi ini akan terjadi sepanjang minyak masih menjadi bahan bakar utama berbagai sektor transportasi dan industri di dunia. `'Pendorong utama pertumbuhan sukuk tahun ini adalah karena lonjakan harga minyak yang mendorong terjadinya overlikuiditas. Banyak dari dana itu yang diinvestasikan di instrumen investasi syariah,'' katanya.

Adrian menyebutkan, di Timur Tengah, minat untuk menjaring dana investasi melalui sukuk tetap cukup tinggi. Hal tersebut ditunjukkan penerbitan sukuk oleh beberapa perusahaan di Timur Tengah. Salah satunya adalah penerbitan sukuk senilai 875 juta dolar AS oleh Dana Gas dari Uni Emirat Arab (UEA), Oktober lalu. Selain itu, perusahaan properti RAK asal UEA dan Abyaar asal Kuwait juga telah berencana untuk menerbitkan sukuk awal tahun depan dengan nilai masing-masing dua miliar dolar AS dan 700 juta dolar AS.

Sebelumnya, berdasarkan hasil pengkajian Middle East Economic Digest (MEED), nilai transaksi keuangan syariah pada 2012 diproyeksi mencapai 30 miliar dolar AS. Jumlah tersebut mengkomposisi sekitar 30 persen dari total transaksi keuangan di wilayah Timur Tengah saat ini.

No comments: